LAPORAN
PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI
ACARA
III
PUMPING
TEST 1
Oleh
:
Nama Mahasiswa :
Nim :
Mata Kuliah : Praktikum
Geohidrologi
Offering :
Dosen Pengampu :
Tggl/Bln/Thn :
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
GEOGRAFI
2016
ACARA
III
PUMPING
TEST 1
I.
TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat memahami mengenai jenis aliran airtanah dan metode uji pemompaan airtanah
yang diterapkan;
2. Mahasiswa
dapat mengolah data uji pemompaan airtanah menggunakan beberapa metode
pengolahan data.
II.
DASAR
TEORI
1.1
Aliran
Air Tanah (Groundwater Flow)
Keberadaan air tanah biasanya terdapat
disuatu lapisan batuan tertentu, ada 4 jenis lapisan batuan kemungkinan
terdapatnya air tanah, antara lain;
· Lapisan
akuifer (aquifer), merupakan jenis batuan yang dapat menerima, menyimpan
dan dapat meloloskan air dalam jumlah yang besar (signifikan), contoh; batu
pasir (sandstone), pasir (sand), batu kerikil (boulder)
· Lapisan
akuitar (aquitar), merupakan jenis batuan yang dapat menerima, menyimpan
dan dapat meloloskan air dalam jumlah yang kecil (kurang) signifikan, contoh;
lempung pasiran (sandyclay), tufa.
· Lapisan
akuiklud (aquiclud), merupakan jenis batuan yang dapat menerima,
menyimpan tapi tidak dapat meloloskan air (lapisan impermeable), contoh;
lempung (clay).
· Lapisan
akuifug (aquifug), merupakan jenis batuan yang pada dasarnya tidak dapat
menerima, menyimpan maupun meloloskan air. Namun kemungkinan air dapat mengalir
apabila pada batuan tersebut telah mengalami gangguan seperti terdapatnya
retakanretakan (crack), contoh; batu marmer, batu granit, batu andesit
2.1
Sistem
Pumping Test
Dalam tahapan uji pemompaan (pumping
test) pertama-tama yang harus dipahami adalah jenis akuifer yang akan
diuji. Dengan memahami jenis akuifer tersebut, maka dapat digunakan metode yang
akurat dalam tahapan pumping test. Adapun jenis metode yang digunakan dapat
dilihat pada tabel 1, (G.P. Krusemen dan N.A de Ridder and J.M. Verweij,
1991).
2.1 Tabel Jenis Metode Pumping Test
Tipe Akuifer
|
Unconfined Aquifer
|
Confined Aquifer
|
Leaky Akuifer
|
|||
Jenis Aliran
|
Steady
|
Unsteady
|
Steady
|
Unsteady
|
Steady
|
Unsteady
|
Metode Yang
Digunakan
|
Thiems-Dupuit
|
Neuman’s Wive Fitling
|
Thiems
|
1.
Theis
2.
Jacob
|
1.
De-Ille
2.
Hantus-Jacob
|
1.
Walton
2.
Hantus Wive Fitling
|
Uji pumping test dilakukan dengan
menerapkan uji pemompaan bertahap (step draw-down test) dan uji kambuh (recovery
test) dengan teknologi mekatronika. Pada otomatisasi sistim
perekaman data ‘Pumping Tes’ digunakan Automatic Water Level Monitoring
System, yang merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur dan merekam
kedalaman muka air pada saat kegiatan pumping test secara otomatis. Data hasil
pengukuran kemudian dapat ditampilkan pada layar monitor komputer baik berupa
grafik maupun tabulasi. Data yang telah tersimpan pada alat ini bisa
diambil dengan pengambilan data secara langsung menggunakan komputer
(laptop) yang dihubungkan pada alat.
3.1 Teknologi Mekatronika Untuk
Peralatan Uji Pemompaan (Pumping Test)
Prinsip dasar pengembangan otomasi peralatan pumping
test adalah rekayasa mekanik, elektronika dan komputer menjadi sebuah perangkat
yang dapat melakukan pengukuran/pengamatan data pumping test untuk selanjutnya
mengetahui karakteristik sumur bor (konstanta B & C, well loss, debit Q dan
koefisien isian S optimal) dan karakteristik akuifer (koefisien transmisivitas
T, konduktivitas hidrolik K) pada sumur uji secara otomatis akurat dan efisien.
Istilah Mekatronika merupakan terjemahan dari mechatronics,
gabungan dari kata mechanic dan electronics. Mekatronika adalah
suatu ilmu yang mengkombinasikan secara sinergis rekayasa mekanika, elektronika
dan informatika. Istilah ini dicetuskan pertama kali oleh Tetsuro Mori dari
Yasakawa Electric Company pada tahun 1969. Tetapi sejak tahun 1982 perusahaan
tersebut memutuskan untuk melepaskan haknya atas kata mechatronics sehingga
sejak saat itu pula kata tersebut dipakai secara luas.
Komunitas Mekatronika Indonesia merekomendasikan
definisi mekatronika adalah sinergis IPTEK teknik mesin, teknik elektronika,
teknik informatika dan teknik pengaturan (atau teknik kendali) untuk merancang membuat
atau memproduksi, mengoperasikan dan memelihara sebuah sistem untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Secara
sedehana pembentukan ilmu mekatronika terdiri atas dua lapisan fisika dan
logika. dan tiga dasar ilmu utama elektronika, informatika dan mekanika. Dengan
melihat asal katanya dapat dengan mudah dipahami, bahwa ilmu ini menggabungkan
atau mensinergikan disiplin ilmu Mekanika, ilmu Elektronika dan Informatika.
Pada
awal perkembangannya mekatronika hanya mencakup unsur mekanika dan elektronika saja.
Dengan ditemukannya mikroprosesor pada tahun 1980an, keilmuan mekatronika menjadi
lebih maju dan berkembang. Mekatronika menjadi suatu ilmu yang tidak hanya mengintegrasikan
teknik mesin dan elektronika, tetapi juga komputer dan kontrol. Mekatronika
juga didukung oleh ilmu-ilmu lain misalnya, ilmu bahan, mikroelektronika, juga
kecerdasan buatan.
Sebagian
besar teknologi mekatronika digunakan untuk teknik presisi sinergis, teori kontrol,
ilmu komputer, dan teknologi sensor dan aktuator untuk merancang produk dan proses
perbaikan, seperti :
· Sistem
pertahanan
· Sistem
industri modern
· Pemeliharaan
diagnosis dan pemecahan masalah
· Sistem
ruang
· Robotika
· Pengembangan
perangkat lunak
· Barang
konsumsi listrik
III.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
tulis (Pulpen, Pensil, Penggaris, dsb.)
2. Kertas
log-log biasa
3. Kertas
log-log transparan/plastic transparancy
4. Kertas
semilog
IV.
LANGKAH
KERJA
1.1 Graphical solution – theis
method unsteady state flow
condition
a. Plot
data r2/t dan drawdown (s) ke dalam kertas log-log. R2/t
adalah kuadrat jarak sumur observasi dan t adalah waktu;
b. R2/t
diplot pada skala datar, sedangkan t pada skala tegak;
c. Menyiapkan
kurva baku theis dengan mengeplot nilai w(u) pada skala tegak dan u pada skala
datar sesuai dengan data pada lampiran pada kertas log-log;
d. Data
plot ditampalkan pada kurva baku theis dengan menjaga sumbu-sumbu kedua kertas
log-log sejajar;
e. Setelah
bertampalan sedemikian rupa, kemudian menarik garis vertical dan horizontal
untuk memperoleh nilai w(u) dan u;
f. Memasukan
nilai w(u) dan u pada rumus.
2.1 Straight Line Solution – The Jacob
Approximation
· r
konstan dan t berubah
a. Plot
data pumping test ke dalam kertas semilogaritma dengan drawdown (s) pada skala
tegak sumbu linier, dan t pada sumbu log (horizontal);
b. Tarik
garis lurus berdasarkan sebaran plot sehingga didapatkan yang dapat diketahui dari
selisih drawdown pada satu siklus logaritma;
c. Setelah
nilai t0.∆s diketahui, kemudian memasukan nilai tersebut ke dalam
rumus T dan S.
· r
berubah dan t konstan (menggunakan data minimal 3 sumur observasi)
a. Plot
data r pada skala datar dan s pada skala tegak pada kertas semilog;
b. Panjangkan
garis plot sehingga menyentuh sumbu r (datar), s=0 dan bacalah nilai r0;
c. ∆s
dapat dicari dengan menghitung selisih s pada satu siklus log.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar